7.05.2013

Satu Dicoret, Satu Dicurigai

Hari Pertama Tes PMPAP Unila
 
BANDARLAMPUNG - Masih saja ada pihak yang mencoba mencari keuntungan lewat program pendidikan yang ditujukan untuk keluarga prasejahtera. Padahal, mereka hidup berkecukupan dan mampu membayar biaya kuliah.

Kecurangan peserta itu terjadi pada program mahasiswa perluasan akses pendidikan (PMPAP) Universitas Lampung. Tim seleksi langsung mencoret seorang peserta yang diduga kuat memalsukan data untuk lolos PMPAP.
Selain itu, tim juga mencurigai seorang lainnya dengan masalah sama. ’’Dia tengah kita verifikasi untuk menguatkan kecurigaan tersebut. Jika terbukti curang, langsung kita diskualifikasi,’’ tandas Humas Penerimaan Mahasiswa Baru Unila M. Komarudin kemarin.
Upaya curang ini bukan yang pertama. Unila sebelumnya menolak empat pendaftar bidik misi seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Mereka juga diduga mencurangi data, mengaku-aku dari keluarga prasejahtera padahal masuk golongan mampu.
Selain PMPAP, Unila memang memiliki berbagai program untuk membantu calon mahasiswa dari keluarga prasejahtera. Salah satunya bidik misi SNMPTN. Selain empat orang tersebut, pihak UNila tengah memverifikasi 21 orang lain yang mencurigakan.
Untuk PMPAP, kemarin adalah hari pertama tes wawancara dari lima hari yang direncanakan. Ada 200 dari 792 pendaftar PMPAP yang diwawancara oleh tim Unila. Tim ini adalah para pembantu dekan I dan III setiap fakultas. Peserta memang bebas memilih fakultas, kecuali kedokteran.
Wawancara dibagi dalam dua ruangan. Pertama, di ruang pelantikan lantai IV. Kedua, di ruang rapat lembaga penelitian lantai V rektorat. Seleksi dilakukan lantaran kuota PMPAP yang tersedia berkisar 200–250 kursi. Jumlah ini turun dari tahun lalu yang mencapai 389 orang.
    Komarudin menerangkan, wawancara memeriksa kelayakan data yang diberikan. Seperti terkait pendapatan orang tua, kepemilikan kendaraan bermotor, rumah, dan rekening listrik. ’’Selain wawancara, tim akan melakukan verifikasi lapangan,’’ terang Komarudin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Letter M Islam Mosque