10.24.2015

Cantik?

Elsa Schiaparelli dalam Shocking Life menyebutkan—dua puluh persen wanita mengidap kompleks rendah diri. Tujuh puluh persen memiliki ilusi. Bener tidaknya pernyataan ini, paling nggak bisa kita liat saat ini. Kalo kamu rajin merhatiin sepak-terjangnya anak cewek, ternyata banyak yang nggak merasa aman alias takut tidak dihargai bila ada yang kurang dalam dirinya. Mungkin ini penyakit umum kaum wanita, kali ye. Soalnya, anak laki mana ada yang merhatiin dandanan or tubuhnya. Karena biasanya anak laki rata-rata cuek banget sama soal begituan. Lebih memilih tampil wajar. Lagian kegenitan amat kalo sampe anak laki sibuk ngurusin dandanan atau penampilan tubuh. Jarang-jarang deh.

Menurut seorang psikolog, C.G. Jung namanya, bahwa wanita itu emang senang bila mendapat pujian; baik dari lawan jenisnya maupun dari sesama jenisnya. Maka nggak heran dong bila kemudian anak cewek biasanya ingin tampil menarik. Tepatnya pamer. Tentu dengan tujuan mulianya supaya dilirik kaum Adam. Kalo pun nggak ada pikiran ke sana, paling nggak ingin dihargai oleh sesama jenisnya. Nah, cara berpikir seperti ini akhirnya membuat anak cewek jadi suka merasa minder bila ada yang kurang dalam dirinya. Sebut saja masalah wajah, warna kulit, dan bentuk tubuh. Celakanya lagi, acapkali terpengaruh standar penilaian manusia. Ukuran cantik dan tidaknya dilihat dari wajah, kulit, dan tubuh yang aduhai.

So, bagi yang merasa tampangnya ‘kartu mati’ dan badannya berbobot alias berbodi botol (baca: guwemuk buwanget) udah merasa gerah aja takut nggak ada yang menghargai keberadaannya. Akhirnya, karena terus-terusan dikejar rasa bersalah–yang sebenarnya nggak beralasan itu–lalu berupaya menutupi kelemahannya. Misalkan harus rela berlindung di balik ‘merahnya’ lipstik dan ‘putihnya’ bedak. Biar orang tahu, kalo keberadaan dirinya nggak cuma dianggap sebagai bilangan doang, tapi juga wajib diperhitungkan.

Temen cewek yang model begini biasanya cermin suka dijadiin musuh bebuyutannya. Gimana nggak, setiap kali berhadapan dengan benda yang memantulkan gambar dirinya ini malah bikin bete. Bawaannya manyun melulu. Pengennya nonjok aja bayangan yang ada di hadapannya. Tapi apa boleh buat, itu adalah bayangannya sendiri. Terus terang, anak cewek sekarang kayaknya lebih merasa aman bila ‘bertopeng’. Terutama ini berlaku bagi mereka yang merasa kurang pede dengan penampilan ‘alaminya’. Malah bisa jadi, anak cewek yang model begini, dalam mengepas pakaian pun, bisa jadi nggak mengepaskan pakaian ke tubuh, melainkan melatih tubuh supaya pas pada pakaian. Standarnya jadi berubah ya?

Sobat gaulislam, kalo dilihat faktanya, emang banyak anak cewek yang berdandan tapi pakaiannya tulalit dengan bentuk tubuhnya. Mungkin tujuannya ingin disebut gaul atau trendi karena memakai pakaian keluaran rumah mode terkenal. Namun apa daya, bentuk tubuhnya nggak mendukung. Tapi doi enjoy aja make, dengan alasan sedang melatih tubuh supaya pas dengan pakaian. Wah?

Membeli kecantikan

Konsep kecantikan yang makin meluas ini karuan aja jadi peluang bisnis baru bagi produsen kosmetika dan para pengelola salon. Pergi ke salon untuk mempermak wajah dan rambut aja nggak cukup dong. Perlu ada tambahan lain, yakni pergi ke tempat fasilitas kebugaran dan kosmetika yang komplit untuk merawat tubuh luar-dalam. Peluang ini cepat banget ditanggapi. Maka nggak heran bila kini bermunculan salon yang menyediakan juga fasilitas kebugaran. Produsen kosmetika pun kebanjiran order untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat tajam. Selain dituntut melayani dalam jumlah, produsen kosmetika juga kudu lebih kreatif dan inovatif membuat berbagai produk andalan.

Urusan merawat tubuh ini emang berkaitan erat dengan upaya untuk memanjakan diri. Dan tujuan akhirnya nggak jauh dari usaha mendapatkan kecantikan yang sempurna. Ya, cantik luar-dalam itu. Dengan konsep kecantikan yang seperti itu, karuan saja untuk mendapatkannya perlu fulus yang nggak sedikit. Gimana nggak, untuk mendapatkan hasil yang sempurna—paling nggak menurut ukuran mereka—tubuh pun perlu di-tune up. Ternyata bukan cuma kendaraan yang ‘wajib’ mendapatkan perawatan mewah. Kini tubuh pun kudu di-stel dengan baik dan rutin.

Sobat gaulislam, ketika konsep kecantikan ala Barat ini terus digemar-gemborkan, maka kini para wanita, termasuk ibu-ibu dan remaja harus menambah anggaran belanjanya untuk perawatan tubuhnya. Kalo dulu cukup merawat muka dengan masker, sekarang itu nggak cukup. Kalo mau cantik dan menarik kudu menjalani perawatan dari ujung rambut sampai ujung kaki, manicure & padicure. Kalo merasa belum puas juga, bisa meningkat ke spa berikut programnya. Paket komplit dah!

Menjalani proses perawatan yang berliku-liku itu mengingatkan kita bagaimana para putri keraton di jaman dulu merawat kecantikannya. Kalo bicara sekarang, berarti emang ongkos yang harus dikeluarkan jadi nggak sedikit. Sekarang, untuk membeli kecantikan tersebut, para wanita harus merogoh kocek dalam-dalam. Namun soal harga yang mahal, bisa dikalahkan dengan kepuasan. Kepuasan emang mahal harganya, tapi perlukah menghamburkan uang untuk yang begituan? Hehehe.. nointon konser One Direction yang tiketnya dibandrol 2,8 juta rupiah saja mampu, apalagi kalo cuma buat merawat tubuh. Waduh, sayang banget uangnya dibuang-buang ya?

Padahal itu baru harga yang harus dibeli saat pergi ke salon dan tempat perawatan tubuh, lho. Belum lagi kalo kamu kudu beli kosmetika; dari mulai sabun kecantikan, shampo, lulur, krim pelindung, lisptik, bedak, minyak wangi, dan seabrek jenis lainnya. Kamu bisa bayangkan sendiri, berapa ratus lembar uang puluhan ribu yang kudu kamu setorkan ke toko yang menjual kelengkapan produk tersebut setiap bulannya. Ternyata emang membeli kecantikan itu mahal harganya dalam konsep cantik seperti ini. Seperti kata pepatah; “Seorang pria puas kalau ia mendapatkan sesuatu yang baik dan murah. Seorang wanita puas kalau ia mendapatkan sesuatu yang baik dan mahal”

Sobat gaulislam, ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan naluri mempertahankan diri (gharizah al-Baqa). Iya dong, kan alasannya aja karena takut nggak dihargai. Berarti emang ini perwujudan dari naluri tersebut. Ya, segalanya bisa dibeli dengan uang, termasuk kecantikan. Apa iya sampai sebegitunya?

Tampil cantik islami

Tampil cantik nggak ada yang ngelarang. Apalagi kalo doi emang udah cantik (itu sih nggak usah dibahas ya?). Boleh-boleh saja selama masih dalam batas-batas yang dibolehkan dalam Islam. Pendek kata, tampil cantik sesuai aturan Islam. Seperti apa? Nah, kayaknya kamu kudu gaul dulu soal pandangan Islam tentang konsep cantik itu sendiri. Cantik dalam pandangan Islam tentu bukan yang seperti dipaparkan di atas. Itu sih ukuran dan aturan yang dibuat oleh manusia. Bisa relatif. Namanya juga pendapat manusia, pasti terbatas sesuai fitrah manusia yang emang terbatas dalam segala hal. Maka memberikan keleluasaan kepada manusia untuk membuat aturan pun adalah cara yang ceroboh, Non. Bener, soalnya bisa nggak karu-karuan jadinya. Ambil contoh tentang konsep cantik, mereka kan buat aturan sendiri. Bahwa yang namanya cantik seperti itulah, harus beginilah, seperti yang udah dipaparkan.

Islam, sebagai agama yang sempurna tentu memiliki separangkat aturan yang bisa menyelamatkan manusia. Termasuk ‘cerewet’ ketika mengatur penampilan kaum wanita. Harus kamu pahami, bahwa pengaturan ini adalah untuk kebaikan manusia juga. Bukan untuk mengekang. Firman Allah Ta’ala: “…dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah (yang dahulu)”. (QS al-Ahzab [33]: 33)

Sobat gaulislam, ayat ini menjadi pemandu bagi kita agar nggak asal aja ngelakuin perbuatan. Termasuk soal penampilan kamu. Jangan nekat tampil cantik dengan alasan ngikutin perkembangan zaman, tapi aturan Islam yang melarang berhias berlebihan ketika keluar rumah ditendang jauh-jauh. Itu nggak bener, Sis. Nggak boleh nekat begitu deh.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah Swt. melaknat wanita yang suka mentato tubuhnya dengan cara menusukkan jarum yang disertai nila atau celak ke dalam tubuhnya (al-Wasyimah), wanita yang meminta orang lain agar mentato dirinya (al-Mutausyimah), wanita yang mencabut bulu-bulu di sekitar wajahnya, termasuk yang memper-pendek dan menghilangkan bulu alisnya (al-Mutanamishah), wanita yang mengikir celah-celah giginya supaya menjadi renggang (al-Mutafallijat), yang mengubah ciptaan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Intinya, kamu boleh tampil cantik, tapi jangan berlebihan. Kalo keluar rumah, kamu nggak boleh memakai lipstik, bedak yang tebel banget, minyak wangi yang bikin telap orang yang menciumnya. Tapi kalo di dalam rumah—dengan suaminya—itu sih malah jadi ibadah. Inilah uniknya aturan dalam Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Islam menjaga kehormatan wanita bila berada di luar rumah. Dengan kata lain, tampil cantik ketika keluar rumah menurut Islam itu adalah pertama kali wajib menutup aurat; kamu wajib pakai jilbab lengkap dengan kerudungnya. Kepribadianmu pun kudu islami, yakni jadi muslimah shalihah. Mantap dah!

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ada dua golongan penduduk neraka yang tidak pernah aku saksikan semasa hidupku. Pertama, kaum yang memiliki cemeti seperti ekor lembu, di mana mereka menggunakannya untuk memukul manusia. Kedua, wanita yang berpakaian tapi telanjang. Mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya dan rambutnya bagai punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga, tidak pula mencium baunya, meskipun bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian (dan) sekian.” (HR Muslim)

Sobat gaulislam, jaman sekarang para cewek juga kerap tampil ‘menipu’ dengan memasang wajah di profil facebook atau twitter dan BBM, menggunakan jasa Camera360. Hehehe.. jadinya: cantik itu relatif, tapi Camera360 itu alternatif. Gubrak!
Jadi jangan tergoda untuk berpenampilan cantik, tapi malah bikin dosa. Hati-hati, ya. Tampil cantik islami aja. Ok?

Yang Harus Kamu Lakukan Kalo Gebetan Nggak Balas Chat Kamu


 
Salah satu hal yang paling bikin bete bin nyesek di dunia adalah kalo gebetan nggak bales chat. Padahal dalam proses pendekatan, komunikasi yang baik itu penting banget buat membangun rasa percaya dan nyaman. Kalo nggak percaya dan nyaman gimana bisa membangun hubungan?
 
Makanya kebanyakan orang pasti yang paling pertama dicari dari gebetan adalah yang obrolannya nyambung. Kalo masih nggak percaya coba aja tanya sama mama atau papa kamu pas zaman mereka masih pedekate. Mungkin mereka chatting-nya via surat burung dara atau kode asap semacam S.O.S.
 
Tapi sayangnya, proses komunikasi itu nggak selalu berjalan lancar. Lagi pengin banget chatting-an panjang lebar, eh tiba-tiba doi ngilang nggak pernah bales lagi. Di-chat dari jam tujuh pagi balesnya pas jam tujuh pagi tujuh tahun kemudian.
 
Terus gimana dong kalo udah gitu? Kakanda pun sedang mengalami hal demikian rupa (iya ini memang mengandung curhat), jadi Kanda mencoba tetep berpikir positif untuk melakukan hal di bawah ini.
 
Coba Lagi
Yang namanya usaha kan nggak selalu berhasil pada tahap pertama. Seperti kata pepatah yang berbunyi, “Kegagalan adalah usaha yang tidak berhasil.” Itu bener banget, Kisanak. Kalimat yang halilintar sekali.
 
Kalo gebetan nggak balas chat kamu, cobalah terus hingga membuah hasil. Sekali, nggak dibales. Dua kali, nggak dibales. Tiga kali, nggak dibales. Enam puluh satu kali, nggak dibales juga. Yaudah…
 
 
 
Misalnya benar terjadi seperti itu ada beberapa kemungkinan, antara dia nggak punya pulsa, nomor kamu di-block, atau dia chattingan sama gebetannya yang lain.
 
Coba Pahami
Mendapatkan perhatian dari gebetan itu susah-susah gampang. Kalo dari awal dia emang udah tertarik atau suka, pasti dia dengan senang hati ngebales chat kamu secepatnya tanpa kamu minta, bahkan dia malah negur kalo kamu bales chat-nya lama.
 
Makanya coba dipahami, bisa aja dia nggak bales chat kamu karena dia lagi sibuk. Dari pagi dia sekolah/kuliah sampai siang, sorenya dia kerja hingga larut malam, lalu malamnya dia istirahat. Terus begitu siklusnya karena nggak punya waktu untuk membalas chat kamu.
 
 
Coba Tanyakan Kepada yang Berpengalaman
Karena dia nggak balas chat kamu tentu itu akan melahirkan banyak pertanyaan di dalam benak. Nah, daripada kamu bertanya-tanya dan nge-judge sendiri kesimpulannya, ada baiknya kamu tanyakan atau berkonsultasi kepada yang berpengalaman.
 
Cobalah tanyakan kepada yang mengerti, bukan yang sotoy, atau yang sependeritaan sama kamu.
 
 
Coba Sadar Diri
Dicoba terus, udah. Dipahami, udah. Nanya ke yang berpengalaman juga udah. Tapi hasilnya tetap nihil sih? Oke. Sekarang adalah waktunya kamu sadar diri. Iya sadar diri melihat tampang kamu kayak gimana? Pahit? Memang, terimalah.
 
Satu pertanyaan yang harus kamu renungi ketika sadar diri.
 
Kamu siapanya dia?
 
Iya, kamu siapanya dia? Kalo dia tertarik dan menganggap keberadaan kamu di dalam kehidupannya, dia pasti menghargai komunikasi yang kamu coba jalin dan membalasnya se-nggak-sempet-apapun. Dia menambahkan kamu di dalam list prioritasnya.
 
Berarti dia selama ini nggak bales chat karena dia nggak tertarik sama kamu dan nggak menganggap keberadaan kamu di dalam kehidupannya. Well, ini adalah hal pahit yang harus kamu terima. Nggak semua orang menghargai usaha kamu atau meladeni kamu, terlebih orang itu memang nggak tertarik.
 
Dua hal yang harus kamu lakukan: berhenti dan mencari yang lain. Dalam artian, cobalah cari orang yang dapat menghargai kamu dalam segi komunikasi. Tapi, kalo mau diterusin ya monggo, silakan aja. Nyeseknya tanggung sendiri ya.
 
 
Nggak semua orang memberikan kesempatan untuk memasuki kehidupannya, terlebih ke dalam hatinya.
 
So, sekarang Kakanda mau tanya, poin berapa yang lagi kamu alami sekarang? Kalo Kanda sih poin terakhir. Yuk mari sama-sama curhat di kolom comments supaya hati lebih lega.

7 Hal Kreatif yang Dulu Kamu Lakukan Saat Pake HP Monophonic




Nostalgia yok! Walaupun sekarang hidup kamu udah ditemani dengan smartphone canggih. Tapi gak ada salahnya nih kita membahas handphone di masa lalu. Ya, meski teknologinya masih terbatas banget. Tapi kalo kamu tau, sebenernya handphone-handphone monophonic itu bikin kamu jadi kreatif lho.

1. Mengelola Pesan di Inbox

{source name="SMS" url="https://adith38.files.wordpress.com/2010/01/012310_0516_ternyatanok4.jpg?w=593"} Memilah mana yang harus dihapus? Mana yang mau disimpen?
Memilah mana yang harus dihapus? Mana yang mau disimpen?
Gak kayak sekarang, handphone jadul (jaman dulu) belum dilengkapi dengan memori yang mumpuni. Jadi segala hal yang tersimpan di dalamnya, sangatlah terbatas. Salah satunya, jatah untuk menyimpan pesan-pesan di dalam kotak masuk. Keterbatasan itu diem-diem bikin kamu kreatif. Gimana enggak? Kamu harus pinter-pinter memilahnya. SMS dari siapa aja yang mau kamu simpen? Dan sms mana yang pasti kamu hapus? Nah yang bikin pusing tuh biasanya, kalo isinya udah sms pacar/gebetan semua. Kamu bingung mau ngapusin yang mana? Karena SMSnya so sweet semua. Jadi sayang mau dihapus.  Ciegitu.

2. Mainan Inbox di HP Temen

{source name="Ada SMS" url="http://goodyfeed.goodybookspteltd1.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2015/03/10-reasons-why-Nokia-3310-is-better-than-our-smartphones-now-660x330.jpg"} Bukan main snake, malah baca inbox.

Bukan main snake, malah baca inbox.

Hal kreatif berikutnya yang dulu sering dilakukan sama orang-orang waktu masih pake HP monophonic adalah minjem hp temen cuma buat baca inboxnya. Istilah anak-anak dulu tuh "mainan inbox". Bilangnya mau numpang main ular, eh ternyata diem-diem kamu melipir ke kotak masuk. Dan ngebacain satu persatu isinya. Bahkan saking kreatifnya, kamu juga baca kotak keluarnya. Biar makin ngerti sama jalan cerita smsnya.

3. Bikin Nada Dering Sendiri

Keterbatasan nada dering yang ada di hp monophonic, membuat kamu juga jadi kreatif. Karena kamu jadi lebih mengeksplor fitur Composer yang ada di sana. Kamu jadi seneng mengulik-ngulik buat bikin lagu dengan kunci yang seadanya. Minimal bikin lagu Ibu Kita Kartini lah.

4. Bikin Reminder Ulang Tahun Temen dan Pacar

{source name="Tanggalan" url="http://sharingdisana.com/wp-content/uploads/2013/05/mantan-ingat-hari-ulang-tahun-Anda.jpg"}   Cuma bisa bikin sampe 15. Kalo gak salah.Lupa

Cuma bisa bikin sampe 15. Kalo gak salah.Lupa

Sama seperti Inbox, jatah bikin Reminder juga sangat terbatas di HP Monophonic. Padahal saat itu kamu lagi seneng-senengnya bikin pengingat buat ulang tahun pacar, temen, sahabat, keluarga, dan semua orang yang kamu pengen inget hari ulang tahunnya. Sayangnya, kamu gak bisa masukin semua orang ke dalam daftar. Alhasil kamu mau gak mau dipaksa untuk memilah, mana orang yang penting mana dan yang gak. Syuuuliiit.

5. Bikin Nama Profil

{source name="Nama profil" url="http://cdn-2.tstatic.net/makassar/foto/bank/images/nokia-3310.jpg"} Dinamain. Biar gak ilang.

Dinamain. Biar gak ilang.

Karena gak banyak hal yang bisa kamu lakukan di HP Monophonic, makanya bermain-main dengan fitur Profile juga jadi kegemaran tersendiri. Kamu jadi rajin membuat banyak profil yang masing-masing punya nama dan nada dering yang berbeda. Ada nama profil kamu, pacar kamu, tanggal jadian kalian, atau kata-kata romantis dan gaul lainnya yang sengaja dibuat untuk dipajang di layar depan. Cieeee.

6. Bikin SMS Bergambar Pake Karakter dan Huruf

{source name="SMS Gambar" url="http://imageshack.com/i/jn3uo5j"} Kreatip

Kreatif

Kalo sekarang emoji mah udah tersedia dan kamu tinggal pilih mau pake yang mana. Sementara dulu, kamu harus mengukirnya sendiri. Caranya pilih beberapa karakter dan huruf abis itu digabung menjadi satu kesatuan sampe membentuk sebuah gambar lucu kayak di atas. Bener-bener dulu butuh perjuangan banget cuma buat smsan romantis.

7. Ngetik Tanpa Ngelihat

{source name="SMSan" url="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgM22isi0sb1OuOuMCUxe79y_yrNCwJ1k-_oEZQAGfGl0BJ9xVbJs53Cjy5bC0Eq33q8LMn683utKoPd-t7RCuL2_Qn410YnVcAjHqB7DjBECe-Do4ZPcyzooVIN4YitlzFfx6vHFDxfIjk/s1600/polisi-naek-motor-sambil-smsan-ni-gan-pic.jpg"} Multitasking.

Multitasking.

Nah, ini salah satu keunggulan pake handphone monophonic. Kamu jadi jago ngetik sms tanpa ngelihat layar. Udah gitu bisa disambil dengan mengerjakan hal lain pula. Semisal smsan bawa motor, sambil masak, sambil nonton tv, sambil belajar di kelas.
Hal kreatif apa lagi nih yang dulu pernah kamu lakukan saat masih pake hp monophonic? Nostalgia bareng yuk di kolom komentar.

5 Masalah Hidup Yang Bisa Diatasi Oleh Smartphone

Tujuh tahun yang lalu, tepatnya saat gue masih duduk di meja SMP, memiliki hape adalah hal yang sangat jarang ditemui bagi orang-orang di kota gue. Dan saat itu, Nokia 3310 yang udah sangat canggih pada zamannya. Punya tuh hape, pasti pengin pamer ke mana aja. Biasanya tuh hape dikalungin di leher, atau ditaroh di kantong depan biar nongol bagian layarnya, sehingga orang-orang takjub, “Wow! Dia punya hape Nokia 3310!”. Dan kalo lagi terjebak tawuran, ngelemparin Nokia 3310 ke jidat lawan, niscaya akan membuatnya gegar otak sesaat.







Padahal, fitur hape zaman itu tuh belum secanggih zaman sekarang. Komunikasi cuma bisa dilakukan via dua cara: Telpon dan SMS. Udah gitu, tarifnya juga nggak semurah sekarang. Bayangkan, mengirim 1 SMS doang (iya, teks doang), tarifnya adalah Rp. 350. Itulah kenapa pelaku LDR di zaman itu masih sangat sedikit. Soalnya, kalo setiap hari mereka ngirim 100 SMS aja buat ngobrol apa pasangan, niscaya dalam setahun mereka bakal makan betis sendiri buat bertahan hidup tanpa uang.



Tapi di zaman sekarang, hape udah canggih, bahkan sebutannya bukan lagi Handphone, melainkan Smartphone. Iya, hape zaman sekarang itu emang pintar-pintar. Bahkan, kadang lebih pintar dibanding penggunanya. Di postingan kali ini, gue mau bahas tentang gunanya Smartphone dalam mengatasi masalah hidup para penggunanya. Here they are:



Membantu pekerjaan

Dengan dukungan OS yang canggih, smartphone zaman sekarang udah bisa disebut sebagai komputer kantong. Banyak aplikasi kantoran (Excell, Word, Powerpoint) yang bisa dijalankan di smartphone juga.






Sehingga, penggunaan Smartphone ini benar-benar sangat membantu pekerjaan orang tanpa perlu menenteng CPU di punggung mereka.



Membantu melawan kebosanan

Semua smartphone pastinya juga memiliki market/download center sendiri, sehingga penggunanya bisa dengan bebas memilih aplikasi apaaa aja yang mereka mau. Dan di saat bosan melanda, pengguna bisa milih, mau main game atau dengerin lagu, atau nonton video di Youtube. Zaman dulu mah, kalo lagi bosen ngantre di bank, paling dengerin ringtone polyponik di hape jadul.






Atau, bikin ringtone.



Mempermudah komunikasi

Ini yang membuat Smartphone semakin digandrungi. Berbeda dengan hape jadul yang cuma bisa ngirim SMS dan nelpon, Smartphone mengandalkan internet untuk mempermudah komunikasi kita. Bisa VoIP (telpon via internet), maupun Video Call sehingga kita bisa ngeliat langsung wajah orang yang kita ajak bicara meskipun berada di tempat yang berbeda. Kalo masih suka obrolan teks, bisa pilih ratusan aplikasi chatting yang juga mengandalkan internet. Tarifnya? Nggak mahal kayak dulu lah. Internet mempermudah dan mempermurah komunikasi.



Mempermudah proses belajar

Zaman dulu, untuk nyari info tentang sebuah teori, kita harus ke perpustakaan, lalu mengobrak-abrik rak-raknya untuk menemukan buku yang dimaksud. Tentu hal itu nggak cuma boros tenaga, tapi juga boros waktu.



Zaman sekarang, berkat internet yang udah dengan lancar mendukung smartphone, mencari info itu semudah: Ketik->klik search->nemu hasilnya. Makanya, smartphone memang sangat mempermudah proses belajar penggunanya.



Nggak cuma soal akademis. Gue, sebagai orang baru di Jakarta, akhirnya bisa mengenali jalanan Jakarta juga berkat smartphone. Gue berani main ke sana-sini berkat aplikasi maps (GPS) di smartphone gue, sehingga setiap kali gue jalan, gue nggak perlu berhenti dan nanya-nanya penduduk lokal tentang jalur yang harus gue tempuh untuk pulang. Dan alhamdulillah, gue nggak pernah nyasar sampai Azkaban.



Menjadi asisten pribadi

Nggak punya pacar di zaman sekarang, tidak semenyiksa zaman dulu. Rasa kesepian dengan mudah bisa dihapuskan oleh smartphone. Mau nyari temen, tinggal pake aplikasi sosial media, mau nyari hiburan, tinggal buka Youtube atau game.



Nah, kalo kamu hidup sendiri, pastinya kamu sering lupa buat ngelakuin sesuatu karena nggak ada yang ngingetin, kan?



Tenang, Smartphone bisa menjadi asisten pribadimu setiap saat. Ada aplikasi reminder maupun schedule di smartphone yang akan mengingatkanmu tentang agenda-agenda yang nggak boleh terlewatkan. Dengan begitu, meskipun sedang hidup sendiri, kamu nggak akan kesepian lagi. Ada yang ngingetin makan, ibadah, dan ngingetin mantan.



Nah, itu adalah lima hal yang bisa smartphone lakukan untuk memperingan hidup kita. Sebenarnya masih banyak hal lain lagi yang bisa dilakukan oleh smartphone. Tapi nggak mungkin bisa gue bahas semua di sini.





Repost From Shitlicious

2.22.2014

Jangan Salahkan Islam.. :@

Hampir di setiap kesempatan mengisi acara remaja, saya selalu memberikan pertanyaan di awal pembahasan materi, atau di pertengahan, termasuk menjelang akhir penyampaian materi. Pertanyaan sederhana dan saya sekadar ingin mengetahui tingkat pengenalan dan pengetahuan mereka terhadap Islam. Umumnya saya menyodorkan pertanyaan yang kira-kira gampang dijawab. Misalnya meminta mereka untuk menyebutkan nama-nama sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. selain Khulafa ar-Rasyiddin. Eh, tapi malah banyak juga yang menjawab Ali bin Abi Thalib ra, Umar bin Khaththab ra, Usman bin Affan ra, dan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Halah, entah mereka tidak mendengar pertanyaannya atau memang nggak tahu nama-nama sahabat mana saja yang tergolong al-Khulafa ar-Rasyidin dan sahabat mana yang bukan termasuk Khulafa ar-Rasyiddin.
Ada pula yang malah sama sekali nggak tahu nama-nama putri Rasulullah saw. Waduh, memprihatinkan memang. Tapi ketika ditanyakan nama-nama selebritis remaja, banyak yang serentak menjawab tahu dan menyebutkan namanya. Halah, musibah besar ini. Tapi yang jelas, pertanyaan seputar nama-nama sahabat Rasullah saw. itu rupanya merepotkan mereka. Bukan hanya di satu tempat lho. Tapi merata di seluruh tempat yang pernah saya kunjungi untuk mengisi acara remaja tersebut. Saya kemudian berpikir, bagaimana dengan pengetahuan mereka tentang Islam yang lebih dalam: fikih, syariat, dan akidah? Allahu’alam.
Sobat gaulislam, kondisi kita saat ini memang sudah sangat memprihatinkan. Baik luar maupun dalam. Faktor eksternal (luar) adalah tidak tersampaikannya informasi Islam dengan benar dan baik. Media massa umum lebih ‘senang’ menyampaikan informasi tentang Islam yang dianggapnya tidak baik menurut ukuran mereka. Isu terorisme yang secara tidak langsung pemberitaannya mengarah kepada keterkaitan kelompok tertentu dalam Islam yang harus bertanggungjawab terhadap teror tertentu. Lha, Islam memang sampai, tapi dengan persepsi yang buruk akibat ulah pelaku media massa yang melanggar aturan yang mereka buat sendiri dalam kaidah jurnalistik, yakni memberi opini sesuai keinginannya, bukan menyampaikan berita sebagai fakta apa adanya yang harus disampaikan.
Nah, faktor internalnya adalah, kelemahan kita sebagai muslim yang kayaknya jauh banget dengan Islam. Ada jurang luas membentang yang memisahkan kaum muslimin dengan Islam. Hal ini terjadi akibat melemahnya ikatan kaum muslimin terhadap Islam. Awalnya, sangat boleh jadi ketika lunturnya tradisi keilmuan di kalangan kaum muslimin. Akibatnya, karena malas belajar Islam kaum muslimin jadi nggak ngerti dengan Islam yang menjadi agamanya. Wajar kan kalo ada jarak yang sangat lebar antara Islam dengan kaum muslimin. Mengenaskan sekali.
Itu sebabnya, melihat fakta dari cerita di awal tulisan ini, kita seharusnya bisa menyadari bahwa kondisi remaja yang nggak ngeh dengan nama-nama sahabat Rasulullah saw. tersebut atau masyarakat pada umumnya yang nggak ngeh dengan Islam dan ajarannya, bukanlah murni seratus persen salah mereka. Tapi ini lebih karena lingkungan saat ini memang nyaris tak memberikan tempat untuk informasi Islam, bahkan sekadar untuk mengenalkan tokoh-tokoh para sahabat Rasulullah saw. yang bisa dijadikan teladan bagi kita saat ini. Media massa lebih fokus dan giat bekerja untuk memberikan informasi kekinian yang memang bertabur fakta dan data produk kehidupan saat ini yang didominasi oleh Kapitalisme-Sekularisme.
Masa’ sih? Hehehe.. jangan kaget dan nyolot gitu dong. Coba aja perhatiin acara-acara televisi yang nyiarin acara keislaman. Sangat sedikit kalo nggak mau dibilang nggak ada. Bukan tak ada sama sekali. Ada sih acara-acara keislaman, tapi ditaronya menjelang shubuh atau sesaat setelah azan shubuh. Dimana orang yang baik-baik lagi persiapan pergi ke masjid untuk shalat shubuh berjamaah, atau setidaknya lagi persiapan untuk shalat shubuh di rumah untuk kemudian berangkat kerja pagi bagi yang udah kerja. Bagi mereka yang abis begadang nonton sepakbola liga Eropa atau begadang main gaple ya jam segitu masih ngorok dengan tenang sambil ngimpi menang judi. Jadinya banyak yang nggak bisa nonton tuh acara. Setelah jam 6 pagi, jangan harap deh ada televisi yang nayangin siaran ceramah agama Islam. Palingan kalo Ramadhan aja kali ya yang frekuensi waktunya jadi meningkat.
So, wajar aja kalo kita lebih kenal nama-nama selebritis karena gosipnya hampir tiap hari. Udah gitu, tradisi belajar kaum muslimin juga terkategori melempem. Silakan aja bandingkan dengan acara konser musik. Jamaah yang hadir mendengarkan pengajian nggak sebanyak yang jejingkrakan nonton konser musik dari grup musik pujaannya. Jarang banget melihat ada remaja yang menjadi jamaah pengajian berebut tempat paling depan. Umumnya nyari tempat strategis untuk menyendiri dalam kantuk. Maka, dipilihlah tembok atau tiang buat nyender. Yeee… beda banget dengan mereka yang sregep berebut tempat paling depan saat nonton konser musik meski udah diusir-usir sama penjaga keamanan panggung. Tetep aja ngotot biar dapetin tempat strategis untuk memfoto idolanya atau sekadar bisa salaman. Astaghfirullah…

Salah paham tentang Islam
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, ada lagi penyakit yang menerpa kaum muslimin saat ini, yakni salah paham terhadap ajaran Islam. Intinya, Islam nggak dipahami dengan benar dan baik oleh kaum muslimin. Mengapa ini bisa terjadi? Setidaknya ada tiga faktor. Pertama, kaum muslimin salah mengambil jalan hidup, bukan Islam yang diambil, tapi ideologi selain Islam. Mereka menganggap bahwa Islam tak bisa menjadi alat perjuangan, sehingga tak perlu dilibatkan mengatur kehidupan. Kedua, kaum muslimin tidak utuh mempelajari Islam. Ketiga, adanya upaya sistematis mengaburkan pemahaman Islam yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam melalui tokoh-tokoh yang berasal dari kaum muslimin hasil didikan musuh-musuh Islam. Jadinya, lengkap sudah penderitaan kaum muslimin saat ini.
Faktor pertama yang memicu salah paham tentang Islam adalah karena kaum muslimin salah dalam mengambil jalan hidup. Halah, ini sih pastinya bukan cuma salah paham, tapi yang jelas udah salah jalan, karena salah mengambil sumber informasinya. Kayak orang mau bepergian ke suatu tempat, tapi peta jalannya salah. Ya, nggak nyampe tujuan. Tul nggak?
Beberapa bukti atas fakta ini adalah, banyaknya kaum muslimin yang memperjuangkan feminisme, demokrasi, sekularisme, kapitalisme, bahkan sosialisme dengan menganggap bahwa  hal itu lebih relevan untuk saat ini. Waduh, celaka banget tuh. Sebab, sejatinya ide-ide itu bertentangan dengan Islam dan bahkan menentang Islam. Itu tahapan idenya. Akibatnya dalam tataran praktik, nggak sedikit kaum muslimin yang bangga menyandang istilah “Kiri” (baca: kaum sosialis) hingga akhirnya mereka berjuang di masyarakat dengan cara-cara seperti yang dilakukan kaum sosialis (misalnya unjuk rasa anarkis dan menggunakan kekerasan fisik), ideologinya pun ya sosialisme-komunisme. Padahal dirinya muslim, lho. Kadang ada yang masih suka shalat juga.
Oya, nggak sedikit pula dari kaum muslimin yang merasa sudah menjadi manusia seutuhnya ketika memperjuangkan demokrasi. Maka, seks bebas tumbuh subur, pergaulan bebas antara laki dan perempuan jadi tradisi, pengingakaran terhadap agama juga marak. Menyedihkan sekali bukan? Inilah buah dari salah mengambil informasi jalan hidup, karena menganggap Islam tak mampu menyelesaikan kehidupan hingga akhirnya memilih kapitalisme dan juga sosialisme. Hmm.. kasihan banget!
Sobat gaulislam, untuk faktor kedua yang memungkinkan munculnya salah paham terhadap Islam adalah kaum muslimin tidak utuh mempelajari Islam. Setengah-setengah, gitu lho. Kasarnya sih, apa saja dari Islam yang menurutnya baik dan menyenangkan diambil, sementara yang bikin ribet bagi dirinya ditinggalin jauh-jauh. Ini namanya pilah-pilih sesuka nafsunya. Bukan atas pertimbangan akidah dan syariat Islam. Superkacau banget kan pemahamannya?
Shalat akan dilaksanakan kalo dengan shalat ia merasa tentram dan tenang. Jadi bukan atas pertimbangan hukum syara dan ketataan kepada Allah Ta’ala dalam melaksanakan shalat, tapi karena shalat membuat dia tenang. Itu sebabnya, ia akan mengambil ajaran Islam tentang shalat. Tapi jika menurut hawa nafsunya ajaran shalat itu bisa mengganggu aktivitasnya berbisnis, maka ia akan tinggalkan shalat itu. Karena menganggap waktu shalat itu mengganggu urusan penting yang dia kerjakan. Daripada memilih menghentikan sementara kepentingan bisnisnya untuk shalat, ia malah memilih kepentingan bisnis dan meninggalkan shalat.
Hmm.. bisa juga kasusnya adalah dalam berbagai produk syariat yang ada dalam Islam tapi dipilih-pilih juga sesuka hawa nafsunya. Sangat boleh jadi ada kaum muslimin yang rajin shalatnya. Benar memang, karena sudah melaksanakan salah satu ajaran Islam. Tapi, ia membenci ajaran Islam yang lain seperti aturan tentang bolehnya poligami. Setengah mati ia meneriakkan protes bahwa poligami itu menyengsarakan kaum perempuan. Ini kan aneh yang bapaknya ajaib alias aneh bin ajaib. Iya kan? Padahal, syariat tentang poligami ada dalam Islam. Meski derajat hukumnya hanya sebatas mubah dan itu pun bagi yang mampu saja mengamalkannya.
Itu sebabnya, setengah-setengah dalam mempelajari Islam berdampak tidak utuhnya pemahaman tentang Islam. Tanggung, gitu lho. Bukan tak mungkin pula jika akhirnya marak bermunculannya para pelaku malpraktik dalam ajaran Islam. Hukum yang wajib dilakukan malah ditinggalkan, tapi yang sunah dikerjakan seolah menjadi kewajiban. Contohnya, banyak para wanita yang getol shalat sunnah tahajjud, tapi kalo keluar rumah rambutnya dibiarkan bebas tanpa ditutupi kerudung dan bagian tubuhnya dengan sukses dilihat orang lain karena tak menutup aurat dengan sempurna. Piye iki? Harusnya kan yang wajib dilakukan, yang sunnah juga dikerjakan semampunya. Inilah yang disebut malpraktik alias salah prosedur dalam menjalankan syariat Islam, Bro.
Nah, mengenai faktor ketiga yang sangat mungkin memicu terjadinya salah paham terhadap Islam adalah banyaknya cendekiawan muslim yang menyampaikan Islam dengan pemahaman yang keliru. Islam yang disampaikan itu sudah dimodifikasi terlebih dahulu, sesuai selera dan keinginan mereka yang dipesankan dari musuh-musuh Islam. Mungkin saja cendekiawan muslim yang menyebarkan pemahaman Islam yang keliru ini nggak nyadar kalo dirinya diperalat oleh musuh-musuh Islam, atau bisa saja mereka tahu bahwa yang disampaikannya itu keliru tapi karena demi jabatan atau harta berlimpah yang dijanjikan kalangan tertentu yang membenci Islam, akhirnya ya mereka lakukan juga tugas salahnya tersebut.
Sobat gaulislam, bagi cendekiawan yang nggak nyadar kalo mereka udah menyampaikan Islam secara keliru, karena ia mempelajari Islam dari sumber yang salah. Ada semacam penyusup yang seolah-olah tahu dan paham Islam, tapi karena dianggap ulama atau cendekiawan akhirnya omongannya didengar meskipun sebenarnya menebarkan racun. Contohya, jihad diartikan sempit hanya secara bahasa yang bermakna sungguh-sungguh. Jihad menurut bahasa (haqiqah al-lughawiyah), sebagaimana dituturkan oleh Imam Naisaburi dalam kitab tafsirnya, adalah: “Mencurahkan seluruh tenaga untuk memperoleh maksud (yang dikehendaki).” (Dr. Muhammad Khair Haikal, al-Jihad wa al-Qital fi as-Siyasati as-Syar’iyyah,jilid I/40). Definisi jihad menurut bahasa sangat umum, sehingga apapun usaha seseorang, dengan motivasi baik atau buruk sekali pun, bisa tergolong jihad.
Namun, Islam telah meletakkan kata jihad dengan pengertian syara’ (haqiqah as-syar’iyyah). Ratusan kata jihad tersebar di dalam al-Quran maupun as-Sunnah. Dan pelaksanaan aktivitas jihad memiliki metode dan cara-cara tersendiri yang telah diatur secara sempurna oleh ajaran Islam. Dari sinilah muncul pengertian bahwa kata jihad memiliki makna syar’iy. Pengertian jihad menurut syara adalah:”Mencurahkan seluruh tenaga untuk berperang di jalan Allah, baik langsung maupun dengan cara membantunya dengan harta benda, pendapat, atau mendukung logistik (perbekalan), dan lain-lain.” (Ibnu ‘Abidin, Rad al-Muhtar, jilid III/336)
Jika demikian halnya, maka mana pengertian jihad yang lebih layak digunakan oleh kaum muslimin? Untuk memperoleh jawabnya, cukuplah kita merujuk pada perspektif syariat Islam.  Para ahli ushul fikih telah menyinggung kaidah: ”Makna syar’iy lebih utama diambil berdasarkan pengertian syara, dari pada pengertian bahasa maupun ‘urf” (‘Atha bin Khalil, Taysir al-Wusul ila al-Ushul, hlm. 296) 
Itu sebabnya, istilah jihad lebih layak digunakan berdasarkan pengertian syara, bukan berdasarkan pengertian bahasa. Jadi, jihad artinya adalah perang melawan orang-orang kafir yang memusuhi Islam.
Akibat salah persepsi ini, kaum muslimin nggak mau lagi ngomongin jihad dalam pengertian perang (apalagi melakukannya?) karena toh sudah bisa disebut jihad dengan melakukan suatu perbuatan asalkan sungguh-sungguh melakukannya. Ini jelas kekaburan makna dari aslinya. Sangat membahayakan pemikiran tuh!
Ini baru satu contoh lho. Belum yang lainnya seperti ada cendekiawan muslim yang berusaha keras memperjuangkan sekularisme, getol mendakwahkan demokrasi, nggak lelah terus menyebarkan liberalisme dalam Islam. Apakah mereka ulama? Ya, jika dilihat dari keilmuannya sangat boleh jadi mereka ulama. Tapi seperti kata Rasulullah saw. ulama itu ada dua jenis: ulama yang benar dan baik, tapi juga ada ulama yang jahat dan buruk perbuatan maupun pemikirannya. Waspadalah terhadap tipe jenis ulama yang jahat ini.
Oya, apakah ini salah Islam? Nggak kok. Ini murni salah pelakunya. Entah tanpa disadarinya atau disadarinya dengan sangat. Sebab, yang jelas adalah kesalahan dari mereka yang menyebarkan Islam dengan informasi yang keliru. Akibatnya, tentu banyak kalangan awam dari kaum muslimin yang mengikuti apa yang disampaikan ulama jahat ini dengan alasan hal itu memenuhi selera liberalnya sebagai muslim yang nggak mau terikat ajaran Islam. Mereka menganggap bahwa agama hanya urusan pribadi dan tentunya negara nggak boleh sama sekali menerapkan aturan negara berdasarkan aturan agama untuk ngurus rakyat. Ya, inilah sekularisme, sobat. Berbahaya! Jauhi!
Letter M Islam Mosque