Hari Pertama Tes PMPAP Unila
BANDARLAMPUNG
- Masih saja ada pihak yang mencoba mencari keuntungan lewat program
pendidikan yang ditujukan untuk keluarga prasejahtera. Padahal, mereka
hidup berkecukupan dan mampu membayar biaya kuliah.
Kecurangan
peserta itu terjadi pada program mahasiswa perluasan akses pendidikan
(PMPAP) Universitas Lampung. Tim seleksi langsung mencoret seorang
peserta yang diduga kuat memalsukan data untuk lolos PMPAP.
Selain
itu, tim juga mencurigai seorang lainnya dengan masalah sama. ’’Dia
tengah kita verifikasi untuk menguatkan kecurigaan tersebut. Jika
terbukti curang, langsung kita diskualifikasi,’’ tandas Humas Penerimaan
Mahasiswa Baru Unila M. Komarudin kemarin.
Upaya curang ini bukan
yang pertama. Unila sebelumnya menolak empat pendaftar bidik misi
seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Mereka juga
diduga mencurangi data, mengaku-aku dari keluarga prasejahtera padahal
masuk golongan mampu.
Selain PMPAP, Unila memang memiliki berbagai
program untuk membantu calon mahasiswa dari keluarga prasejahtera.
Salah satunya bidik misi SNMPTN. Selain empat orang tersebut, pihak
UNila tengah memverifikasi 21 orang lain yang mencurigakan.
Untuk
PMPAP, kemarin adalah hari pertama tes wawancara dari lima hari yang
direncanakan. Ada 200 dari 792 pendaftar PMPAP yang diwawancara oleh tim
Unila. Tim ini adalah para pembantu dekan I dan III setiap fakultas.
Peserta memang bebas memilih fakultas, kecuali kedokteran.
Wawancara
dibagi dalam dua ruangan. Pertama, di ruang pelantikan lantai IV.
Kedua, di ruang rapat lembaga penelitian lantai V rektorat. Seleksi
dilakukan lantaran kuota PMPAP yang tersedia berkisar 200–250 kursi.
Jumlah ini turun dari tahun lalu yang mencapai 389 orang.
Komarudin menerangkan, wawancara memeriksa kelayakan data yang
diberikan. Seperti terkait pendapatan orang tua, kepemilikan kendaraan
bermotor, rumah, dan rekening listrik. ’’Selain wawancara, tim akan
melakukan verifikasi lapangan,’’ terang Komarudin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar