BANDARLAMPUNG – Seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ujian mandiri (UM) Universitas Lampung (Unila) tahun ini dihapuskan. Dengan demikian, Unila pada 2013 hanya membuka dua jalur penerimaan. Yakni Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Diketahui, UM merupakan jalur yang didasarkan pada hasil tes serta dilaksanakan setelah proses seleksi SBMPTN dan SNMPTN. Jalur ini di bawah tanggung jawab rektor, di mana biaya tes sepenuhnya ditanggung mahasiswa.
Sementara SBMPTN didasarkan pada hasil tes yang dilaksanakan serentak secara nasional pada 18–19 Juni 2013. Biaya pendaftarannya ditanggung peserta. Seleksi ini di bawah tanggung jawab pengurus Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia.
Sedangkan SNMPTN merupakan jalur undangan yang didasarkan nilai rapor siswa dari semester 1–5 ditambah hasil ujian nasional (UN). Biaya pendaftarannya ditanggung pemerintah. Seleksi ini di bawah tanggung jawab Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Unila Jeffry menjelaskan, penghapusan UM yang dimulai sejak 2008 ini merupakan keputusan rapat pimpinan (rapim) yang dipimpin Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc.
’’Apalagi selama ini banyak anggapan miring. Yakni semakin besar sumbangan pengembangan institusi (SPI), kian lebar peluang diterima di Unila,’’ beber Jeffry.
Padahal, terus dia, UM sama dengan SBMPTN. Yakni didasarkan pada hasil tes, bukan besaran SPI yang diberikan calon mahasiswa. Karena itu, rektor Unila memutuskan untuk menghapus jalur yang memiliki kuota penerimaan sebesar 20 persen atau pada tahun lalu mencapai 1.000 orang.
Seiring penghapusan UM, tahun ini Unila berencana mengadakan lagi program ekstensi yang sempat dihilangkan pada 2007. Ekstensi adalah program yang perkuliahannya dilakukan pada sore sampai malam hari.
’’Ya, program ini bersifat tidak wajib. Program ini akan diadakan di fakultas-fakultas tertentu yang memang siap membuka jalur penerimaan melalui program itu,” urainya.
UKT Selisih Tipis
Di bagian lain, terkait Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 55/2013 tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT) di lingkungan Unila tidak mengalami perbedaan yang signifikan.
Unila sendiri memiliki beberapa program-program unggulan untuk dapat diterima menjadi mahasiswa selain jalur SBMPTN dan SNMPTN. Antara lain, PBUD (Penjaringan Bibit Unggul Daerah), Penerimaan Mahasiswa Baru Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP), dan Beasiswa Bidik Misi.
Tahun ini, Unila membuka kuota PBUD sebanyak 70 kursi (masing-masing kabupaten/kota 5 kursi) yang diperuntukkan bagi siswa berprestasi dilihat dari hasil UN dan diurutkan berdasarkan ranking tertinggi di kabupaten/kota setempat.
Sedangkan program PMPAP, Unila menargetkan 10 persen atau 500 kursi yang diperuntukkan bagi siswa tidak mampu dan Unila memberikan keringanan bebas SPP selama 8 semester dengan tetap mempertimbangkan evaluasi.
Kemudian Program Bidik Misi yang merupakan program nasional juga disediakan kuota sebanyak 10 persen. Di mana, program ini diperuntukkan bagi siswa yang dinyatakan lulus tes SBMPTN ataupun diterima jalur SNMPTN, tapi juga tergolong mahasiswa dengan kategori ekonomi rendah (miskin). ’’Bidik Misi kita prioritaskan prestasi baru. Kemudian kita melihat taraf ekonominya,’’ katanya.
Pendaftaran Program Bidik Misi dapat diakses secara online. Mahasiswa penerima beasiswa ini akan mendapatkan fasilitas biaya hidup per semester sebesar Rp6 jutaan (selama 8 semester) dan asrama. ’’Uang itu terbagi menjadi dua, yakni Rp2,4 juta untuk operasional pendidikan dan Rp3,6 juta masuk rekening mahasiswa,’’ ungkapnya. (mau/p6/c2/ary)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar