Elsa Schiaparelli dalam Shocking Life menyebutkan—dua puluh persen wanita mengidap kompleks rendah diri. Tujuh puluh persen memiliki ilusi.
Bener tidaknya pernyataan ini, paling nggak bisa kita liat saat ini.
Kalo kamu rajin merhatiin sepak-terjangnya anak cewek, ternyata banyak
yang nggak merasa aman alias takut tidak dihargai bila ada yang kurang
dalam dirinya. Mungkin ini penyakit umum kaum wanita, kali ye. Soalnya,
anak laki mana ada yang merhatiin dandanan or tubuhnya. Karena biasanya
anak laki rata-rata cuek banget sama soal begituan. Lebih memilih tampil
wajar. Lagian kegenitan amat kalo sampe anak laki sibuk ngurusin
dandanan atau penampilan tubuh. Jarang-jarang deh.
Menurut seorang psikolog, C.G. Jung namanya, bahwa wanita itu emang
senang bila mendapat pujian; baik dari lawan jenisnya maupun dari sesama
jenisnya. Maka nggak heran dong bila kemudian anak cewek biasanya ingin
tampil menarik. Tepatnya pamer. Tentu dengan tujuan mulianya supaya
dilirik kaum Adam. Kalo pun nggak ada pikiran ke sana, paling nggak
ingin dihargai oleh sesama jenisnya. Nah, cara berpikir seperti ini
akhirnya membuat anak cewek jadi suka merasa minder bila ada yang kurang
dalam dirinya. Sebut saja masalah wajah, warna kulit, dan bentuk tubuh.
Celakanya lagi, acapkali terpengaruh standar penilaian manusia. Ukuran
cantik dan tidaknya dilihat dari wajah, kulit, dan tubuh yang aduhai.
So, bagi yang merasa tampangnya ‘kartu mati’ dan badannya berbobot alias berbodi botol (baca: guwemuk buwanget)
udah merasa gerah aja takut nggak ada yang menghargai keberadaannya.
Akhirnya, karena terus-terusan dikejar rasa bersalah–yang sebenarnya
nggak beralasan itu–lalu berupaya menutupi kelemahannya. Misalkan harus
rela berlindung di balik ‘merahnya’ lipstik dan ‘putihnya’ bedak. Biar
orang tahu, kalo keberadaan dirinya nggak cuma dianggap sebagai bilangan
doang, tapi juga wajib diperhitungkan.
Temen cewek yang model begini biasanya cermin suka dijadiin musuh
bebuyutannya. Gimana nggak, setiap kali berhadapan dengan benda yang
memantulkan gambar dirinya ini malah bikin bete. Bawaannya manyun
melulu. Pengennya nonjok aja bayangan yang ada di hadapannya. Tapi apa
boleh buat, itu adalah bayangannya sendiri. Terus terang, anak cewek
sekarang kayaknya lebih merasa aman bila ‘bertopeng’. Terutama ini
berlaku bagi mereka yang merasa kurang pede dengan penampilan
‘alaminya’. Malah bisa jadi, anak cewek yang model begini, dalam
mengepas pakaian pun, bisa jadi nggak mengepaskan pakaian ke tubuh,
melainkan melatih tubuh supaya pas pada pakaian. Standarnya jadi berubah
ya?
Sobat gaulislam, kalo dilihat faktanya, emang banyak anak cewek yang
berdandan tapi pakaiannya tulalit dengan bentuk tubuhnya. Mungkin
tujuannya ingin disebut gaul atau trendi karena memakai pakaian keluaran
rumah mode terkenal. Namun apa daya, bentuk tubuhnya nggak mendukung.
Tapi doi enjoy aja make, dengan alasan sedang melatih tubuh supaya pas
dengan pakaian. Wah?
Membeli kecantikan
Konsep kecantikan yang makin meluas ini karuan aja jadi peluang
bisnis baru bagi produsen kosmetika dan para pengelola salon. Pergi ke
salon untuk mempermak wajah dan rambut aja nggak cukup dong. Perlu ada
tambahan lain, yakni pergi ke tempat fasilitas kebugaran dan kosmetika
yang komplit untuk merawat tubuh luar-dalam. Peluang ini cepat banget
ditanggapi. Maka nggak heran bila kini bermunculan salon yang
menyediakan juga fasilitas kebugaran. Produsen kosmetika pun kebanjiran
order untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat tajam. Selain
dituntut melayani dalam jumlah, produsen kosmetika juga kudu lebih
kreatif dan inovatif membuat berbagai produk andalan.
Urusan merawat tubuh ini emang berkaitan erat dengan upaya untuk
memanjakan diri. Dan tujuan akhirnya nggak jauh dari usaha mendapatkan
kecantikan yang sempurna. Ya, cantik luar-dalam itu. Dengan konsep
kecantikan yang seperti itu, karuan saja untuk mendapatkannya perlu
fulus yang nggak sedikit. Gimana nggak, untuk mendapatkan hasil yang
sempurna—paling nggak menurut ukuran mereka—tubuh pun perlu di-tune up. Ternyata bukan cuma kendaraan yang ‘wajib’ mendapatkan perawatan mewah. Kini tubuh pun kudu di-stel dengan baik dan rutin.
Sobat gaulislam, ketika konsep kecantikan ala Barat ini terus
digemar-gemborkan, maka kini para wanita, termasuk ibu-ibu dan remaja
harus menambah anggaran belanjanya untuk perawatan tubuhnya. Kalo dulu
cukup merawat muka dengan masker, sekarang itu nggak cukup. Kalo mau
cantik dan menarik kudu menjalani perawatan dari ujung rambut sampai
ujung kaki, manicure & padicure. Kalo merasa belum puas juga, bisa meningkat ke spa berikut programnya. Paket komplit dah!
Menjalani proses perawatan yang berliku-liku itu mengingatkan kita
bagaimana para putri keraton di jaman dulu merawat kecantikannya. Kalo
bicara sekarang, berarti emang ongkos yang harus dikeluarkan jadi nggak
sedikit. Sekarang, untuk membeli kecantikan tersebut, para wanita harus
merogoh kocek dalam-dalam. Namun soal harga yang mahal, bisa dikalahkan
dengan kepuasan. Kepuasan emang mahal harganya, tapi perlukah
menghamburkan uang untuk yang begituan? Hehehe.. nointon konser One
Direction yang tiketnya dibandrol 2,8 juta rupiah saja mampu, apalagi
kalo cuma buat merawat tubuh. Waduh, sayang banget uangnya dibuang-buang
ya?
Padahal itu baru harga yang harus dibeli saat pergi ke salon dan
tempat perawatan tubuh, lho. Belum lagi kalo kamu kudu beli kosmetika;
dari mulai sabun kecantikan, shampo, lulur, krim pelindung, lisptik,
bedak, minyak wangi, dan seabrek jenis lainnya. Kamu bisa bayangkan
sendiri, berapa ratus lembar uang puluhan ribu yang kudu kamu setorkan
ke toko yang menjual kelengkapan produk tersebut setiap bulannya.
Ternyata emang membeli kecantikan itu mahal harganya dalam konsep cantik
seperti ini. Seperti kata pepatah; “Seorang pria puas kalau ia
mendapatkan sesuatu yang baik dan murah. Seorang wanita puas kalau ia
mendapatkan sesuatu yang baik dan mahal”
Sobat gaulislam, ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan naluri mempertahankan diri (gharizah al-Baqa).
Iya dong, kan alasannya aja karena takut nggak dihargai. Berarti emang
ini perwujudan dari naluri tersebut. Ya, segalanya bisa dibeli dengan
uang, termasuk kecantikan. Apa iya sampai sebegitunya?
Tampil cantik islami
Tampil cantik nggak ada yang ngelarang. Apalagi kalo doi emang udah
cantik (itu sih nggak usah dibahas ya?). Boleh-boleh saja selama masih
dalam batas-batas yang dibolehkan dalam Islam. Pendek kata, tampil
cantik sesuai aturan Islam. Seperti apa? Nah, kayaknya kamu kudu gaul
dulu soal pandangan Islam tentang konsep cantik itu sendiri. Cantik
dalam pandangan Islam tentu bukan yang seperti dipaparkan di atas. Itu
sih ukuran dan aturan yang dibuat oleh manusia. Bisa relatif. Namanya
juga pendapat manusia, pasti terbatas sesuai fitrah manusia yang emang
terbatas dalam segala hal. Maka memberikan keleluasaan kepada manusia
untuk membuat aturan pun adalah cara yang ceroboh, Non. Bener, soalnya
bisa nggak karu-karuan jadinya. Ambil contoh tentang konsep cantik,
mereka kan buat aturan sendiri. Bahwa yang namanya cantik seperti
itulah, harus beginilah, seperti yang udah dipaparkan.
Islam, sebagai agama yang sempurna tentu memiliki separangkat aturan
yang bisa menyelamatkan manusia. Termasuk ‘cerewet’ ketika mengatur
penampilan kaum wanita. Harus kamu pahami, bahwa pengaturan ini adalah
untuk kebaikan manusia juga. Bukan untuk mengekang. Firman Allah Ta’ala: “…dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah (yang dahulu)”. (QS al-Ahzab [33]: 33)
Sobat gaulislam, ayat ini menjadi pemandu bagi kita agar nggak asal
aja ngelakuin perbuatan. Termasuk soal penampilan kamu. Jangan nekat
tampil cantik dengan alasan ngikutin perkembangan zaman, tapi aturan
Islam yang melarang berhias berlebihan ketika keluar rumah ditendang
jauh-jauh. Itu nggak bener, Sis. Nggak boleh nekat begitu deh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah Swt.
melaknat wanita yang suka mentato tubuhnya dengan cara menusukkan jarum
yang disertai nila atau celak ke dalam tubuhnya (al-Wasyimah), wanita
yang meminta orang lain agar mentato dirinya (al-Mutausyimah), wanita
yang mencabut bulu-bulu di sekitar wajahnya, termasuk yang memper-pendek
dan menghilangkan bulu alisnya (al-Mutanamishah), wanita yang mengikir
celah-celah giginya supaya menjadi renggang (al-Mutafallijat), yang
mengubah ciptaan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Intinya, kamu boleh tampil cantik, tapi jangan berlebihan. Kalo
keluar rumah, kamu nggak boleh memakai lipstik, bedak yang tebel banget,
minyak wangi yang bikin telap orang yang menciumnya. Tapi kalo di dalam
rumah—dengan suaminya—itu sih malah jadi ibadah. Inilah uniknya aturan
dalam Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Islam menjaga kehormatan wanita
bila berada di luar rumah. Dengan kata lain, tampil cantik ketika keluar
rumah menurut Islam itu adalah pertama kali wajib menutup aurat; kamu
wajib pakai jilbab lengkap dengan kerudungnya. Kepribadianmu pun kudu
islami, yakni jadi muslimah shalihah. Mantap dah!
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ada dua golongan
penduduk neraka yang tidak pernah aku saksikan semasa hidupku. Pertama,
kaum yang memiliki cemeti seperti ekor lembu, di mana mereka
menggunakannya untuk memukul manusia. Kedua, wanita yang berpakaian tapi
telanjang. Mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya dan rambutnya bagai
punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga, tidak pula mencium
baunya, meskipun bau surga itu bisa tercium dari jarak sekian (dan)
sekian.” (HR Muslim)
Sobat gaulislam, jaman sekarang para cewek juga kerap tampil ‘menipu’
dengan memasang wajah di profil facebook atau twitter dan BBM,
menggunakan jasa Camera360. Hehehe.. jadinya: cantik itu relatif, tapi
Camera360 itu alternatif. Gubrak!
Jadi jangan tergoda untuk berpenampilan cantik, tapi malah bikin dosa. Hati-hati, ya. Tampil cantik islami aja. Ok?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar