Saya hebat karena belajar, saya tahu karena membaca, saya mahir karena praktik ( try and error ). Trust me, Knowledge Is King.
4.16.2013
Open Source Mobile OS: Upaya Mendobrak Duopoli
Penjualan smartphone di dunia pada tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 918 juta unit. Angka yang melonjak sekitar tujuh kali lipat dibandingkan keadaan tahun 2008 sebesar 139 juta unit. Melonjaknya angka ini dipicu oleh makin rendahnya barrier to entry bagi konsumen untuk memiliki smartphone.
Sebelum tahun 2009, smartphone (atau PDA-phone) mungkin identik dengan kemewahan. Akan tetapi, tidak demikian halnya sekarang. Sebuah smartphone sudah bisa ditebus dengan harga Rp1 jutaan saja, meskipun hanya merek lokal dengan spesifikasi sederhana.
Tidak bisa dimungkiri, keadaan ini dimulai sejak lahirnya Android. Sistem operasi open source ini dalam waktu singkat sanggup mendobrak dominasi platform proprietary, seperti BlackBerry OS, iOS, Symbian, dan Windows Mobile. Hingga saat ini, Android menguasai pasar mobile OS dunia dengan pangsa 70%, diikuti iOS sebesar 21%.
Namun, perlu dicatat bahwa Android bukanlah platform open source pertama yang hadir di ranah mobile. Sebelumnya, kita telah mengenal beberapa proyek open source berbasis Linux, antara lain Moblin, Maemo, MeeGo, LiMo, dan lain sebagainya. Tapi, tidak ada yang mampu diterima pasar sebaik Android.
Kegagalan demi kegagalan tersebut tidak lantas menyurutkan pengembang open source untuk mengikuti jejak sukses Android. Bahkan, tahun ini akan ada empat nama sekaligus yang bakal mencoba peruntungannya di platform mobile. Mereka adalah Firefox OS, Ubuntu Touch, Tizen, dan Sailfish.
Para pengembang Firefox OS, Ubuntu Touch, Tizen, dan Sailfish memanfaatkan ajang Mobile World Congress (MWC) 2013 guna membuktikan keseriusan. Dalam ajang bergengsi yang berlangsung di Barcelona (Spanyol) tersebut, masing-masing memamerkan kebolehan platform yang mereka usung.Penjualan smartphone di dunia pada tahun 2013 diperkirakan akan mencapai 918 juta unit. Angka yang melonjak sekitar tujuh kali lipat dibandingkan keadaan tahun 2008 sebesar 139 juta unit. Melonjaknya angka ini dipicu oleh makin rendahnya barrier to entry bagi konsumen untuk memiliki smartphone.
Sebelum tahun 2009, smartphone (atau PDA-phone) mungkin identik dengan kemewahan. Akan tetapi, tidak demikian halnya sekarang. Sebuah smartphone sudah bisa ditebus dengan harga Rp1 jutaan saja, meskipun hanya merek lokal dengan spesifikasi sederhana.
Tidak bisa dimungkiri, keadaan ini dimulai sejak lahirnya Android. Sistem operasi open source ini dalam waktu singkat sanggup mendobrak dominasi platform proprietary, seperti BlackBerry OS, iOS, Symbian, dan Windows Mobile. Hingga saat ini, Android menguasai pasar mobile OS dunia dengan pangsa 70%, diikuti iOS sebesar 21%.
Namun, perlu dicatat bahwa Android bukanlah platform open source pertama yang hadir di ranah mobile. Sebelumnya, kita telah mengenal beberapa proyek open source berbasis Linux, antara lain Moblin, Maemo, MeeGo, LiMo, dan lain sebagainya. Tapi, tidak ada yang mampu diterima pasar sebaik Android.
Kegagalan demi kegagalan tersebut tidak lantas menyurutkan pengembang open source untuk mengikuti jejak sukses Android. Bahkan, tahun ini akan ada empat nama sekaligus yang bakal mencoba peruntungannya di platform mobile. Mereka adalah Firefox OS, Ubuntu Touch, Tizen, dan Sailfish.
Para pengembang Firefox OS, Ubuntu Touch, Tizen, dan Sailfish memanfaatkan ajang Mobile World Congress (MWC) 2013 guna membuktikan keseriusan. Dalam ajang bergengsi yang berlangsung di Barcelona (Spanyol) tersebut, masing-masing memamerkan kebolehan platform yang mereka usung.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar