Perhatian: tidak semua orang bisa mengerti tulisan ini, hanya yang pintar dan intelek yang bisa memahami.
Untuk mengikuti perkembangan jaman yang semakin melonjak seiring dengan aktualisasi pemeliharaan kehidupan, terbentuklah sebuah kontemplasi terbaru dalam pembahasan kosa kata sehingga menyimpulkan satu kesimpulan, yaitu: semua orang ingin terlihat pintar.
Untuk lebih jelas dan telitinya, ada baiknya kita telaah studi kasus terlebih dahulu yang sudah terjadi. Simaklah watch video ini:
Bagaimana? Apakah kalian terenyuh nan tersentuh ketika dihadapkan pada video di atas?
Video di atas dengan gamblang dan terang-terangan terpampang nyata mengisyaratkan kepada kita bahwasanya ada suatu fenomena baru dalam lingkungan ruang lingkup masyarakat selebritas, yaitu berbicara dengan bahasa yang intelek agar supaya terlihat cerdas dan bermartabat.
Nah, biasanya as always sometimes, kalau kaum-kaum papan atas papandayan selebritas sudah memulai sebuah tren, maka kaum-kaum papa rakyat masyarakat biasa pun akan mengikuti, mem-follow, add as friend, dan sebagainya.
Oleh karena gitu deh, untuk memuliakan dan memperdalam arus pergejolakan konspirasi komunikasi, maka kami akan memberikan kepada kalian apa yang harus dilakukan untuk meraih simpati dan empati masyarakat sehingga kita akan dianggap seperti orang cerdas dan berpendidikan. Seperti apa tips dan bacotannya? Simak di bawah ini:
Gunakan Akhiran “–isasi”
Semua orang tahu, kalau kata-kata yang menggunakan akhiran –isasi itu terdengar sangat elegan di telinga. Seperti misalnya: aktualisasi, konseptualisasi, stabilisasi, mobilisasi, dan isasi-isasi lainnya.
Oleh karena memang, sebab itu, mulai sekarang jikalau demikian adanya kalian sungguh ingin terlihat berpendidikan di mata orang, gunakanlah akhiran –isasi dalam segala kesempatan.
Contoh: ketika lo mau ngajak temen lo makan, tambahkan –isasi di belakang kata makan. Sehingga jadi, “Eh, makanisasi yuk! Pake nasisisasi.” Atau ketika lo mau ngajak temen lo nongkrong, sama juga, tambahkan di belakang kata nongkrong, sehingga jadi, “Eh, nongkrongisasi bareng yuk.”
Bahkan jika perlu, tambahkan –isasi di belakang kata yang sudah ada –isasi-nya, contoh: “Spiritualisasi” menjadi “Spiritualisasisasi”. Gunanya apa? Tak ada gunanya. Hanya supaya terlihat keren. Meski gagal.
Selipkan Bahasa English
Tak ada yang memungkiri dan tak ada pula yang mengingkari, bahwasanya bahasa Englishberada tiga setengah tingkat di atas bahasa Indonesia dalam urusan dianggap pintar. Sehingga ya begitulah masa kalian tidak mengerti.
So, from now on you bisa lah nyelip-nyelipin bahasa English in your daily life. Agar supaya you can look smart as dooooope, swaaaag. Mulai sekarang kalo mau beli rokok di warung, bilangnya jangan “Bu, beli rokok dong”, melainkan ganti menjadi “Bu, beli cigarette dong”. Dijamin, paling yang dikasih sama ibunya bukan rokok, tapi singkong karet.
Satu lagi yang saya rasa perlu ditambahkan dalam hal mengintelekisasi bacotan sehingga terdengar pintar adalah dengan jalan memperkaya kosa kata kita. Memperkaya kosa kata caranya bukan dengan jalan bekerja, itu tidak perlu, sebab kosa kata bukanlah uang. Memperkaya kosa kata bisa dilakukan dengan cara membaca kamus, dan membaca kitab suci.
Demikianlah kiranya wejangan dan nasihat masukan arahan dari kami selaku mahluk yang sangat intelek. Semoga, dengan adanya tulisan ini, dapat mengarahkan kawan-kawan ke arah hidup yang lebih mendalam, sehingga sesat dapat dijauhkan dan telapak kaki ibu yang konon katanya ada surga dapat kita dekati. Semua demi menghadapi labil jati diri dewasa ini.
Wassalam.