6.18.2013

Lapak Digital E-Magazine



Jika majalah atau surat kabar sudah menjadi serba digital, maka lapak tempat media bertengger menunggu pembeli juga harus menjadi digital.




Seiring bergeraknya tren media massa menjadi serba digital, maka diperlukan satu wahana baru yang menjadi tempat bagi masyarakat mencari dan membeli majalah digital. Saat ini para penerbit majalah dengan mudahnya menemukan newsstand yang akan menjual format digital mereka, e-reader, dan versi mobile dari terbitan judul mereka. Karena keberadaan newsstand mulai berkembang di Indonesia, terlebih lagi di dunia. Penerbit yang memiliki edisi digital memiliki pilihan pendekatan untuk bias memasarkan produk mereka. Pertama-tama adalah menjual sendiri melalui website mereka atau memanfaatkan keberadaan newsstand sebagai lapak digital.

Sebenarnya istilah “Newsstand” sendiri awalnya hanya merujuk pada adalah julukan yang diberikan untuk fitur baru di iOS 5. Fitur yang mengumpulkan majalah yang didapatkan dari appstore sehingga memudahkan ketika ingin mencari dan membacanya.

Adalah Scott Forstall yang memperkenalkan fitur ini. Ia mengatakan bahwa majalah-majalah akan tersedia di Newsstand.

End of Printing



Media cetak tengah sekarat, sementara media digital telah tumbuh menjadi raksasa baru di bisnis informasi.



Amran bukan pengusaha besar, bukan pula akademisi. Tapi kabar tentang newsweek yang berhenti cetak dan kebangkrutan beberapa media besar mau tak mau membuat lelaki ini termenung. Dalam hati kecilnya Amran berdoa semoga ini tidak terjadi di Indonesia. Karena Amran tidak punya alternative lain untuk menafkahi keluarganya. “kalau bener semua pndah lke internet saya engak tahu harus kerja apa. Saya buka lapak Koran dan Majalah sudah puluhan tahun, jadi udah nggak bias kerja yang lain”, ujarnya polos saat ditanya pendapatnya di bilangan Serpong, Kota Tangerang.

Bukan hanya Amran, seluruh penghuni ekosistem bisnis media merasa masygul mendengar Newsweek telah menghentikan edisi cetaknya dengan berbagai alas an. Banyak yang merasa ini adalah petunuk berakhirnya era media cetak. Bayangkan saja, media besar yang telah menyambangi pembaca selama 80 tahun tiba-tiba menaikkan bendera putih ketika berperang melawan kemajuan teknologi. Tapi tak sedikit pula yang optimis bahwa masih ada harapan bagi media cetak untuk tetap hidup minimal tidak dalam waktu singkat ini.

6.10.2013

Pendaftar SBMPTN Hampir Capai Target


ilustrasi
JAKARTA - Penutupan pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013 tinggal dua hari lagi. Hingga pukul 16.00 WIB Rabu (5/6) kemarin, jumlah pendaftar SBMPTN 2013 sudah sekitar 700.000 orang. Namun, jumlah tersebut belum semuanya mendaftar ulang.
Ketua Umum Panitia Nasional SBMPTN 2013 Prof Dr Akhmaloka optimistis pendaftar yang daftar ulang dapat mencapai target SMBPTN yang telah ditetapkan, yakni 700.000 peserta. Sebab, penerimaan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) masih menyisakan banyak peserta.
“Target pendaftar SBMPTN sekitar 650.000-700.000 orang, tapi sampai sore ini (Rabu (5/6), red) hampir 700.000 peserta belum semuanya mendaftar,” kata dia, kemarin.
Berdasarkan data, pendaftar masing-masing terdiri dari sekitar sepertiga pendaftar yang ambil kelompok ujian campuran lebih sedikit yaitu sebanyak 30 persen, pendaftar yang ambil kelompok ujian sains dan teknologi (Saintek) sebanyak 35 persen, dan pendaftar yang ambil kelompok ujian sosial humaniora (Soshum) sebanyak 35 persen,” lanjut pria yang juga menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB).
Akhmaloka mengungkapkan, pendaftar fresh graduate atau lulusan 2013 pada SBMPTN 2013 masih sekitar 10 persen dari total pendaftar keseluruhan. “Pendaftar SBMPTN 2013 hingga saat ini masih didominasi oleh lulusan 2011 dan 2012, pendaftar fresh graduate SBMPTN 2013 biasanya sekitar 10 persen,” ungkap dia.
Sekadar mengingatkan, masa pembayaran biaya SBMPTN 2013 via Bank Mandiri dibuka pada 10 Mei-4 Juni 2013. Peminat SBMPTN 2013 bisa mendaftar secara online pada 13 Mei-7 Juni 2013. Kemudian, ujian tulis SBMPTN 2013 digelar pada 18-19 Juni 2013, dan ujian keterampilan pada 20 dan/atau 21 Juni 2013. Hasil seleksi akan diumumkan pada 12 Juli 2013.  Okezone

Unila Hapus Jalur Mandiri



BANDARLAMPUNG – Seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ujian mandiri (UM) Universitas Lampung (Unila) tahun ini dihapuskan. Dengan demikian, Unila pada 2013 hanya membuka dua jalur penerimaan. Yakni Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Diketahui, UM merupakan jalur yang didasarkan pada hasil tes serta dilaksanakan setelah proses seleksi SBMPTN dan SNMPTN. Jalur ini di bawah tanggung jawab rektor, di mana biaya tes sepenuhnya ditanggung mahasiswa.
Sementara SBMPTN didasarkan pada hasil tes yang dilaksanakan serentak secara nasional pada 18–19 Juni 2013. Biaya pendaftarannya ditanggung peserta. Seleksi ini di bawah tanggung jawab pengurus Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia.
Sedangkan SNMPTN merupakan jalur undangan yang didasarkan nilai rapor siswa dari semester 1–5 ditambah hasil ujian nasional (UN). Biaya pendaftarannya ditanggung pemerintah. Seleksi ini di bawah tanggung jawab Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Unila Jeffry menjelaskan, penghapusan UM yang dimulai sejak 2008 ini merupakan keputusan rapat pimpinan (rapim) yang dipimpin Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc.
 ’’Apalagi selama ini banyak anggapan miring. Yakni semakin besar sumbangan pengembangan institusi (SPI), kian lebar peluang diterima di Unila,’’ beber Jeffry.
Padahal, terus dia, UM sama dengan SBMPTN. Yakni didasarkan pada hasil tes, bukan besaran SPI yang diberikan calon mahasiswa. Karena itu, rektor Unila memutuskan untuk menghapus jalur yang memiliki kuota penerimaan sebesar 20 persen atau pada tahun lalu mencapai 1.000 orang.
Seiring penghapusan UM, tahun ini Unila berencana mengadakan lagi program ekstensi yang sempat dihilangkan pada 2007. Ekstensi adalah program yang perkuliahannya dilakukan pada sore sampai malam hari.
’’Ya, program ini bersifat tidak wajib. Program ini akan diadakan di fakultas-fakultas tertentu yang memang siap membuka jalur penerimaan melalui program itu,” urainya.
UKT Selisih Tipis
    Di bagian lain, terkait Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 55/2013 tentang  Uang Kuliah Tunggal (UKT) di lingkungan Unila tidak mengalami perbedaan yang signifikan.  
Unila sendiri memiliki beberapa program-program unggulan untuk dapat diterima menjadi mahasiswa selain jalur SBMPTN dan SNMPTN. Antara lain, PBUD (Penjaringan Bibit Unggul Daerah), Penerimaan Mahasiswa Baru Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP), dan Beasiswa Bidik Misi.
Tahun ini, Unila membuka kuota PBUD sebanyak 70 kursi (masing-masing kabupaten/kota 5 kursi) yang diperuntukkan bagi siswa berprestasi dilihat dari hasil UN dan diurutkan berdasarkan ranking tertinggi di kabupaten/kota setempat.
Sedangkan program PMPAP, Unila menargetkan 10 persen atau 500 kursi yang diperuntukkan bagi siswa tidak mampu dan Unila memberikan keringanan bebas SPP selama 8 semester dengan tetap mempertimbangkan evaluasi.
Kemudian Program Bidik Misi yang merupakan program nasional juga disediakan kuota sebanyak 10 persen. Di mana, program ini diperuntukkan bagi siswa yang dinyatakan lulus tes SBMPTN ataupun diterima jalur SNMPTN, tapi juga tergolong mahasiswa dengan kategori ekonomi rendah (miskin). ’’Bidik Misi kita prioritaskan prestasi baru. Kemudian kita melihat taraf ekonominya,’’ katanya.
Pendaftaran Program Bidik Misi dapat diakses secara online. Mahasiswa penerima beasiswa ini akan mendapatkan fasilitas biaya hidup per semester sebesar Rp6 jutaan (selama 8 semester) dan asrama. ’’Uang itu terbagi menjadi dua, yakni Rp2,4 juta untuk operasional pendidikan dan Rp3,6 juta masuk rekening mahasiswa,’’ ungkapnya. (mau/p6/c2/ary)
Letter M Islam Mosque